fabricandcolor – Harga beras di pasaran nasional mulai mengalami kenaikan, yang menyebabkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk melakukan intervensi. Kenaikan harga ini menjadi perhatian serius karena dapat mempengaruhi ketersediaan dan stabilitas harga pangan di masyarakat.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Bapanas, harga beras medium di beberapa wilayah seperti Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi telah mencapai Rp12.500 per kilogram4. Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk peningkatan impor beras dari tahun 2022 ke 2023 yang naik sebesar 613,61 persen, dari 429.210 ton menjadi 3,06 juta ton2. Selain itu, stok beras yang menurun selama 8 bulan terakhir juga menjadi penyebab utama kenaikan harga.
Untuk mengatasi masalah ini, Bapanas telah bekerja sama dengan Bulog untuk menyalurkan beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Program ini dilakukan merata di seluruh wilayah Indonesia, baik dalam bentuk curah maupun kemasan 5 kg, dengan harga yang bervariasi medusa88. Rachmi, Kepala Bapanas, menyanggah adanya kelangkaan beras karena Bulog terus menyalurkan beras SPHP dan juga mulai menggelontorkan bantuan beras.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta Pemda untuk melakukan langkah-langkah pengendalian inflasi terutama terkait kenaikan harga beras. Langkah-langkah ini mencakup intervensi dengan menyalurkan bantuan sosial berupa beras serta kampanye gerakan stop boros pangan di daerah masing-masing79. Kemendagri juga membangun sinergi dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi kenaikan harga beras.
Kenaikan harga beras menjadi isu yang perlu diatasi secara serius oleh pemerintah. Dengan kerjasama antara Bapanas, Bulog, dan Pemda, diharapkan ketersediaan dan stabilitas harga pangan dapat terjaga, sehingga masyarakat tidak terlalu terdampak oleh kenaikan harga ini. Pemda diharapkan untuk segera melakukan intervensi yang diperlukan untuk menstabilkan harga beras di daerah masing-masing.